Kamis, 25 Februari 2010

hari terindah untuk de rainbow

Hari ini, langit begitu pucat dan hal itu pertanda hujan akan turun dengan derasnya. Padahal Indra sudah bersiap-siap hendak ke rumah Tasya untuk merayakan setahun mereka balikan. Ternyata, hujan turun deras sebelum indra berangkat ke rumah tasya. Indra mencoba menunggu hujan itu reda, dia tidak menelfon tasya karena dia memang ingin membuat kejutan untuk tasya. Jadi sebenarnya, tasya tidak mengetahui kalau indra akan datang. Indra menunggu di ruang tamu sambil tiduran.
***
Hujan belum juga reda namun hujan itu tidak sederas sebelumnya, maka indra memutuskan untuk berangkat saat itu juga. Dia membawa bucket bunga mawar yangsangat indah yang dihiasi oleh pita kuning. “Tasya sangat menyukai bunga mawar merah, pasti dia akan sangat senang.”pikir indra selama perjalanan di rumah tasya. Hingga indra tidak memperhatikan jalan. Samapai di belokkan dekat rumah tasya, ada mobil yang menyalip truk. “Brak…”benturan keras antara mobil indra dengan mobil yang menyalip truk tadi. Situasi menjadi gaduh karena banyak orang datang untuk memastikan tidak ada korban jiwa. Indra ditemukan masih dalam keadaan sadar namun kepalanya penuh dengan darah. Indra tetap memutuskan untuk ke rumah tasya meski keadaannya justru akan membuat tasya panik. Indra gak ingin malam itu berakhir di rumah sakit tapi ia ingin malam itu adalah malam untuk mereka berdua. Selain itu, rumah tasya hanya beberapa meter dari kejadian dan dari kecelakaan itu, tidak ada korban jiwa.
Selama perjalanan ke rumah tasya, kepala indra sangat sakit bahkan matanya sudah kunang-kunang. Seampainya di rumah tasya, setelah mengetuk pintu, indra pingsan. Dalam kondisi pingsan inilah, indra ditemukan oleh tasya dan langsung saja tasya membawa idra ke rumah sakit. Di rumah sakit, indra di tunggu oleh tasya dengan perasaan tasya yang cemas akan kondisi indra. “In, kenapa kamu jadi seperti ini, bangun in, aku tak bisa jika harus kau tinggalkan dengan cara seperti ini.”ucap tasya sambil tersedu menangis di dekat indra. Tangisan tasya membangunkan indra dari tidurnya. “Sya, kenapa kamu menagis? Aku baik-baik saja kok. Senyumlah, hanya senyummu yang membuatku kuat.”ucap indra sambil mengusap air mata tasya. Lalu tasya mencoba senyum meski hatinya sakit karena khawatir dengan indra. “Gitu dong, jadi aku bisa kuat dan bahagia pergi darimu, aku berpesan kepadamu, jaglah persahabatan de rainbow meski aku tak ada.”kata terakhir yang keluar dari mulut indra. “Indra!”teriak tasya sambil menangis. Dia panik karena setelah pesannya itu, indra tak merespon tasya. Tidak lama kemudian, dokter dan suster datang memeriksa kondisi indra. “Maaf, Saudara indra telah berpulang kepadaNya.”ucap dokter yang mebuat tasya semakin terpukul hingga tasya lupa untuk memberi tahu anak2 de rainbow yang lain. Jenazah indra dibawa ke rumah indra untuk dirawat selanjutnya akan di makamkan.
“sya, kamu tidak memberi tahu anak2 de rinbow yang lain?”ucap mama indra. “Iya tante, saya sampai lupa.”ucap tasya yang sadar bahwa dia telah melupakan anak2 de rainbow yang lain. Akhirna, tasya menghubungi anak2 de rainbow yang lain. Namun tak satupun dari mereka yang mengangkat telfon tasya. Akhirnya, tasya hanya SMS. Sampai waktu jasad indra kan ditidurkan untuk selama-lamanya, anak2 de rainbow belum datang. Tasya merasa sangat terpukul, dia berfikir selama ini dia sudah berusaha selalu ada untuk mereka, tetapi kenapa saat yang seharusnya semua anak2 de rainbow ada, bahkan ini adalah perpisahan mereka untuk terakhir kalinya dengan indra, mereka tidak ada. Setelah selesai upacara pemakaman itu, tasya masih berada di pemakaman, persis di dekat makam indra sambil terus meratapi kepergian indra. Semua kejadian itu dilihat oleh indra, amun dia tidak dapat berbuat apapun. Saat tasya hendak beranjak dari dekat makam indra, anak2 de rainbow yang lain baru datang dan mereka langsung memarahi tasya. “Sya, kenapa kamu tega, membiarkan indra dimakamkan sebelum kami datang dan melihat sahabat kami pergi untuk selamanya?”ucap chacha. “Iya sya, kamu jahat. Kami juga sahabat indra, jangan mentang2 kamu pacarnya, bisa seenaknya saja.”ucap bebi yang semakin membuat tasya marah. Helen hanya diam namun mukanya terlihat sangat kecewa dengan tasya. “Menurut kalian, siapa yang jahat, aku? Justru kalian. Kemana saja kalian? Aku sudah mencoba menghubungi kalian tapi tak satupun dari kalian yang mengakat telfonku. Dan sudah ku tunggu kedatangan kalian sampai setengah jam penundaan acara pemakaman, tapi kalian belum juga datang.”jelas tasya yang membuat yang lain merasa sangat bersalah. Mereka semua terdiam hingga tasya memutuskan untuk pergi beranjak dari tempat itu dengan kesedihannya. Sampai ditepi jalan, tasya menyebrang jalan namun dia tidak melihat kanan-kiri dan tabrakan yang samapun terjadi. Indra yang masih melihat hal itu teriak sekencangnya. “Tasya!”teriak indra.
***
Teriakan indra itu menyadarkannya bahwa semua itu adalah mimpi buruknya. Dia terbangun dari tidurnya. Hujan telah reda namun waktu terlalu larut untuk pergi ke rumah tasya. Akhirnya indra memutuskan untuk menelfon tasya. “Sya, maaf aku tidak bisa ke rumahmu malam ini.”ucap indra yang menyesal karena telah melewatkan malam itu. “Tidak apa2.memang kamu mau ke rumahku malam ini?”tanya tasya. “Sebenarnya aku mau membuat surprise party buat kita berdua. Namun aku sadar meski ini adalah hari istimewa kita, kita tidak bisa merayakannya hanya berdua maka aku mau membuat party buat semua anak2 de rainbow. Gimana sya?”jelas indra. “Bagus juga idemu, iya biar mereka juga bisa ikut seneng.”ucap tasya yang menguatkan indra. “Ya sudah besuk kamu bantu aku nyiapin acara itu di café. OK sayangku?”rayu indra. “Iya, beres deh.”jawab tasya.
Malam itu suasana café indra sangat ramai dengan kedatangan para sahabatnya dengan pasangannya masing2. Virgo dengan bebi yang baru saja jadian, Oyon yang setia menunggu helen sampai lulus SMA, lalu chacha dan mongki. Semua sangat bahagia dengan semua itu. Terdengar alunan musik dansa yang indah yang membuat mereka larut dengan segera mereka bersama pasangan masing2 berdansa. “Oh, sweat day for de rainbow.”ucap tasya dan indra berbisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar