Kamis, 25 Februari 2010

PERAN PENDIDIKAN DALAM UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA

Pendidikan sebagai instrumen penting untuk mewujudkan tatanan masyarakat sejahtera. Secara garis besar, pendidikan sebagai pelembagaan upaya-upaya pengembangan sumber daya manusia punya korelasi yang kuat dengan perkembangan ekonomi dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Pendidikan yang baik, masyarakat akan menemukan kesejahteraan.

Menurut Durkheim dan Parsons anggota masyarakat perlu memperoleh seperangkat kepercayaan, pengetahuan dan nilai yang sama untuk mempertahankan kohesi dan kesatuan sosial. Karena itu pendidikan/sekolah berperan meneruskan dan mempertahankan tatanan sosial. Di masa datang sekolah hendaknya mengajarkan generasi muda berbagai peran (apakah sebagai dokter, guru, arsitek, pedagang, petani, dan lain-lain), supaya dapat berfungsi secara efektif dalam masyarakat.
Pandangan Talcott Parsons terhadap fungsi sekolah adalah: (1) Sekolah berfungsi sebagai sarana sosialisasi utama, (2) Sekolah berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja, dan (3) Sekolah berfungsi memberikan kesempatan yang sama. Menurut teori konflik, Weber menganggap pendidikan/sekolah merupakan variabel kelas atau variabel kelas atau variabel status. Pengetahuan dan ketrampilan yang didapat seseorang melalui pendidikan di sekolah dapat mempertinggi kemampuan (kesanggupan) di dunia ekonomi yang akan mengantarkannya pada posisi kelas tinggi.

Masyarakat sejahtera merupakan posisi tertinggi yang hendak dicapai oleh masyarakat itu sendiri. Jadi perlu pendidikan untuk mewujudkannya. Masyarakat sejahtera dapat dilihat dari tercapainya tujuan-tujuan umum dari masyarakat tersebut dan tercukupinya kebutuhan baik materi maupun yang lain untuk seluruh masyarakat. Hal ini sesuai dengan prespektif teknokratis modern, bahwa masyarakat industrialisasi memerlukan banyak angkatan kerja yang profesional terutama pada pengetahuan teknologi. Sebagai suatu variabel status maka pendidikan mengarahkan ke suatu gaya hidup dan pola konsumtif yang berbeda dengan golongan lain (kelas buruh). Golongan berpendidikan ini menjadi eksklusif dan memonopoli gaya hidup tertentu serta membuat batas-batas dari golongan lain agar tetap berada di luar golongan ini.
Salah satu cara yang mudah dilihat adalah dengan memberikan gelar-gelar dari fakultas. Jadi, pada variabel status, tekanannya bukan pada pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan di pasaran kerja, tetapi pada kehidupan yang memisahkan golongan tertentu dari golongan lain, dengan membuat unit-unit (seperti gelar-gelar tersebut). Pendidikan memberikan bekal untuk menjadi masyarakat sejahtera.

Kesejahteraan merupakan tingkat tertinggi dalam kehidupan sehingga segala yang berkenaan dengan aspek manusia maupun kemanusiaan akan tercukupi jika sudah mencapai taraf ini. Sebab utama mengapa pendidikan berpengaruh terhadap setiap kegiatan masyarakat adalah karena faktor manusia. Hampir tidak ada kegiatan masyarakat yang tidak memerlukan peran manusia. Bahkan peran manusia sangat menentukan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan itu, juga ketika terjadi kemajuan teknologi yang amat pesat.

Dalam kemajuan teknologi itu banyak pekerjaan manusia dapat digantikan oleh peran mesin atau robot. Meskipun demikian, juga penggunaan mesin dan robot itu banyak ditentukan peran manusia. Malahan diperlukan peran manusia yang makin cerdas dan arif bijaksana. Faktor manusia juga amat penting bagi masyarakat dalam memperkuat kondisi mentalnya. Meskipun ada yang berpendapat bahwa Nation State atau Negara-Masyarakat berakhir eksistensinya dalam masa globalisasi sekarang ini, dalam kenyataan tetap Negara-Bangsa menjadi aktor utama dalam arena dunia. Untuk itu peran nasionalisme tetap penting yang amat tergantung dari sikap warga masyarakat itu. Melalui pendidikan pula dapat dan harus ditumbuhkan kondisi mental para warga masyarakat itu, khususnya semangat nasionalisme yang kuat. Namun pembangunan manusia tidak hanya untuk kepentingan masyarakat. Pembangunan manusia juga dan terutama untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyampaikan kepada orang atau pihak lain segala hal untuk menjadikannya mampu berkembang menjadi manusia yang lebih baik, lebih bermutu, dan dapat berperan lebih baik pula dalam kehidupan lingkungannya dan masyarakatnya. Hal yang disampaikan itu meliputi sistem nilai, pengetahuan, pandangan, kecakapan dan pengalaman. Makin baik penyampaian itu, makin besar kemungkinan manusia menjadi bermartabat. Dan makin baik perannya dalam kehidupan lingkungan dan masyarakatnya. Itu juga menjadi persiapan yang baik untuk menghadapi pekerjaan dan kehidupan, menjadikan manusia makin mampu melakukan pekerjaannya.

Penyampaian itulah yang dilakukan pendidikan, baik secara mental, intelektual maupun fisik. Dapat dikatakan bahwa pendidikan itu harus selalu bermutu karena pendidikan yang tidak bermutu tidak ada manfaatnya sama sekali. . Bahkan pendidikan yang tidak bermutu dapat berakibat sebaliknya dengan menghasilkan manusia asosial, manusia yang menjadi ancaman bagi kehidupan. Pendidikan yang tidak bermutu juga tidak dapat menyiapkan manusia secara baik dan benar untuk melakukan pekerjaannya. Ini berarti bahwa pendidikan yang tidak bermutu bukanlah pendidikan. Hal ini seringkali kurang diperhatikan orang-orang yang menjalankan fungsi pendidikan.
Agar dapat menjalankan sesuatu dengan baik, manusia dipengaruhi oleh faktor mentalnya, faktor inteleknya dan faktor fisiknya. Sebab itu pendidikan harus selalu mengandung aspek mental, aspek intelektual dan aspek fisik yang diusahakan dalam harmoni satu sama lainnya. Sehingga dengan melaksanakan pendidikan secara baik dan benar, maka akan terwujudnya masyarakat sejahtera dan menjadikan bangsa yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar